TEMPO Interaktif, Jakarta - Anda pengguna mobil dengan transmisi otomatis dan kerap merasakan, meski mesin mobil mobil sudah meraung-raung tapi tarikan tetap berat? Jangan buru-buru memvonis mesin mobil Anda tak beres. Karena bisa jadi sistem transmisi mobil Anda tak beres.
“Ya. Ada beberapa gejala akibat sistem transmisi tidak beres. Salah satunya, dan yang paling sering dialami orang adalah gejala kopling selip. Tetapi masih banyak yang lain,” tutur Julianto, Mekanik Rezeki Motor, Kembangan, Jakarta Barat, Senin (25/4).
Menurut Juli – panggilan Julianto – penyebab utama dari semua kerusakan tersebut adalah tidak rutinnya oli transmisi diganti yang kemudian berpengaruh pada sistem kerja transmisi. Kebanyakan orang beranggapan sistem transmisi otomatis tidak menggunakan kanvas kopling dan kopling.
Padahal justru sebaliknya. Jumlah kanvas di transmisi otomatis lebih banyak, sehingga potensi terjadinya penyumbatan filter oli pun juga tinggi. “Sebab, kanvas yang jumlahnya banyak itu dan saling bergesekan juga menghasilkan serbuk atau butiran dari kanvas yang bergesek itu juga banyak. Serbuk atau butiran itulah yang menyumbat filter oli,” terang Juli.
Bila filter tersumbat, maka kerja sistem transmisi pun terganggu karena tidak dilumasi oli. Akibatnya, kopling mengalami selip. Tetapi, gejala ketidakberesan di transmisi otomatis tak cuma kopling selip. Ada juga tidak mulusnya perpindahan gigi seperti seharusnya dan masih banyak lagi.
Bila kerusakkan parah, maka bersiap-siaplah untuk ganti semua komponen yang harganya juga tak murah. “Untuk ongkos pengerjaannya saja, antara Rp 2 – 3 juta. Itu untuk mobil keluaran Jepang atau Korea ,” kata Juli.
Sedangkan untuk mobil keluaran Eropa khususnya yang kelas premium, sebut Juli, biaya untuk perbaikan dan harga bisa berlipat-lipat. “Apalagi, perbaikan sistem transmisi lebih sulit, dan tidak semua bengkel bisa menanganinya,” lanjut dia.
Lantas bagaimana cara untuk mengetahui sistem transmisi otomotis mobil Anda masih sehat atau tidak? Cukup gampang, Anda bisa memilih melakukan beberapa hal berikut :
1. Periksa apakah ada oli transmisi yang bocor. Untuk mengamatinya, lihatlah lantai garasi Anda khususnya tepat di bagian tengah depan atau di antara kedua roda depan. Adakah rembesan oli di lantai?
2. Dengarkan dengan seksama saat perpindahan gigi, apakah ada suara kasar atau tidak? Perpindahan gigi terutama saat kendaran berjalan.
3. Perhatikan dengan cermat, apakah suara mesin menderu sesuai dengan laju kendaraan? Bila mesin sudah meraung-raung tetapi laju kendaraan masih biasa-biasa saja, berarti ada selip kopling.
4. Bila Anda belum yakin, ada baiknya melakukan tes. Caranya, hidupkan mesin mobil. Kemudian masukkan persneling ke posisi D atau R. Lepas pedal rem, perhatikan apakah kendaraan bergerak atau tidak. Bila transmisi masih sehat, mobil akan bergerak dan sebaliknya.
Sedangkan untuk perawatan sistem transmisi otomatis agar tak cepat rusak. Berikut langkah yang perlu Anda perhatikan:
1. Gunakan selalu oli/pelumas yang dianjurkan oleh pabrikan. Biasanya, di kemasan oli untuk mobil bertransmisi itu tertera tulisan ATF atau Automatic Transmission Fluid.
2. Jangan lupa secara rutin memeriksa tabung penyimpan oli transmisi. Perhatikan, isi tabung jangan sampai di batas minimal atau bahkan kurang, dan jangan pula melebihi batas maksimal.
3. Penggantian oli jangan melebihi batas waktu penggantian yang dirasankan misalnya setiap 40 ribu kilometer atau kurang dari itu.
4. Bila Anda berhenti sementara, posisi transmisi harus di N, dan jangan sampai menggunakan posisi D sembari menginjak rem. Pasalnya, hal itu akan menjadikan kanvas cepat aus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar