Minggu, 13 Februari 2011

Kinerja Rem Tromol

Konsep Dasar Pengereman
Pada setiap kendaraan bermotor kemampuan sistem pengereman menjadi suatu yang penting karena mempengaruhi keselamatan berkendara. Semakin tinggi kemampuan kendaraan tersebut melaju maka semakin tinggi pula tuntutan kemampuan sistem rem yang lebih handal dan optimal untuk menghentikan atau memperlambat laju kendaraan. Untuk mencapainya diperlukan perbaikan-perbaikan dalam sistem pengereman tersebut. Sistem rem yang baik adalah sistem rem yang jika dilakukan pengereman baik dalam kondisi apapun pengemudi tetap dapat mengendalikan arah dari laju kendaraannya.


Fungsi Rem
Laju suatu kendaraan dapat dihentikan dengan beberapa cara, antara lain: penggunaan perangkat pengereman seperti rem cakram maupun rem tromol. Tetapi ada cara lain yang dapat digunakan untuk menghentikan laju kendaraan, yaitu dengan menggunakan bantuan engine brake. Prinsipnya dengan menurunkan gigi persnelling pada gigi yang lebih rendah akan memberikan efek pengereman, meskipun tidak sekuat jika dilakukan dengan rem. Biasanya engine brake digunakan untuk membantu meringankan kerja dari rem tersebut. Perangkat pengereman dari suatu kendaraan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: rem cakram dan rem drum.
a.Rem Cakram
Rem cakram terdiri dari piringan yang dibuat dari logam, piringan logam ini akan dijepit oleh kanvas rem (brake pad) yang didorong oleh sebuah torak yang ada dalam silinder roda. Untuk menjepit piringan ini diperlukan tenaga yang cukup kuat. Guna untuk memenuhi kebutuhan tenaga ini, pada rem cakram dilengkapi dengan sistem hydraulic, agar dapat menghasilkan tenaga yang cukup kuat. Sistem hydraulic terdiri dari master silinder, silinder roda, reservoir untuk tempat oli rem dan komponen penunjang lainnya. Pada kendaraan roda dua, ketika handel rem ditarik, bubungan yang terdapat pada handel rem akan menekan torak yang terdapat dalam master silinder. Torak ini kan mendorong oli rem ke arah saluran oli, yang selanjutnya masuk ke dalam ruangan silinder roda. Pada bagian torak sebelah luar dipasang kanvas atau brake pad, brake pad ini akan menjepit piringan metal dengan memanfaatkan gaya/tekanan torak ke arah luar yang diakibatkan oleh tekanan oli rem tadi.
b. Rem Tromol
Tipe drum, rem ini terdiri dari sepasang kampas rem yang terletak pada piringan yang tetap (tidak ikut berputar bersama roda), dan drum yang berputar bersama roda. Dalam operasinya setiap kampas rem akan bergerak radial menekan drum sehingga terjadi gesekan antara drum dan kampas rem.Pada rem tromol, penghentian atau pengurangan putaran roda dilakukan dengan adanya gesekan antara sepatu rem dengan tromolnya. Pada saat tuas rem tidak ditekan sepatu rem dengan tromol tidak saling kontak.Tromol rem berputar bebas mengikuti putaran roda, tetapi pada saat tuas rem ditekan lengan rem memutar cam pada sepatu rem sehingga sepatu rem menjadi mengembang dan bergesekan dengan tromolnya. Akibatnya putaran tromol dapat ditahan atau dihentikan.
Kinerja Temperatur Rem Cakram Terhadap Rem Tromol
Menurut Dr.Milan Honner dan Prof.Ing Josef Kunes, untuk kondisi temperatur rem cakram dan rem tromol selama test pengereman dapat ditunjukkan hasilnya sebagai berikut:
Terlihat bahwa terjadi perbedaan temperatur antara rem cakram dan rem tromol sebesar ΔT, ini menunjukkan bahwa panas yang terjadi yang ditimbulkan oleh rem cakram lebih tinggi dibanding trem tromol,ini menunjukkan bahwa tingkat keausan pada rem cakram lebih tinggi dibanding rem tromol. Namun dari sisi torsi rem cakram lebih besar dibanding rem tromol.Kinerja Dari Segi Keausan Material Rem Cakram dan Rem Tromol
Rem Cakram
Menurut Dr..Milan Honner dan Prof.Ing Josef Kunes bahwa rem cakram dapat diuji dari karakteristik material strukturnya untuk mengetahui mechanical propertiesnya. Dimana rem cakram dikenai beban tertentu dengan putaran tertentu dengan selang waktu pembebanan yang telah ditentukan. Dengan bantuan Electron Microscopy terlihat kondisi permukaan brake disc hasil produksi di pabrikan sebelum dikenai beban
a.) Kondisi permukaan di evaluasi tidak hanya dari kekasaran permukaannya, tetapi juga dari permukaan cracknya yang ditimbulkannya, termasuk pada daerah hot spotnya.
Setelah dikenai beban dan dilihat pada Electron Microscopy terlihat kondisi rem cakram.Dari hasil pengujian ini dapat ditunjukkan perbedaan antara rem cakram keluaran pabrikan sebelum dikenai beban terhadap rem cakram setelah dikenai beban tertentu.
Rem Tromol
Masalah yang sering terjadi pada rem tromol adalah masalah crack. Hal ini disebabkan karena bending stress yang terjadi pada drum flange dan hub flange. Selain itu rem tromol lebih mudah mengalami korosi pada sekitarnya dibanding dengan rem cakram. Agar tidak terjadi kasus crack biasanya memberikan torsi yang cukup 50 ft-lbs. Sebelum pemasangan rem tromol sebaiknya hub dirotasikan sehingga salah satu dari wheel holenya berada pada posisi jam 12. Dan untuk menghindari korosi sebaiknya
membersihkan dari kotoran dan debu dengan menggunakan sikat, jika sudah terjadi korosi diusulkan menggunakan corrosion inhibitor.
Kajian Pustaka dan KajianEksperimen
Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat dijelaskan kelemahan dan keunggulan dari rem cakram terhadap rem tromol. Namun kriteria dinamikanya yang dibahas pada penelitian ini belum ditampilkan.
Pendapat umum mengatakan bahwa pemasangan sistem rem pada kendaraan yang digunakan itumerupakan ”pilihan”. Terserah mau menggunakan rem cakram atau tromol tidak menjadi masalah, pilihan biasanya cendrung pada kemudahan inovasi atau keinginan modifikasi dari si pemilik pengendara itu.Penelitian ini mencoba melakukan kajian eksperimen kriteria dinamika dari rem cakram dan rem tromolnya khususnya untuk kendaraan roda-2, sekaligus menjawab pertanyaan tersebut dari sisi faktor tingkatan
safety bahwa rem cakram lebih baik dibanding rem tromol. Artinya seberapa efektif dan efisiennya sistem rem tersebut bekerja mengurangi atau menghentikan kendaraan terhadap stopping distancenya pada kecepatan dan tekanan pedal rem yang diberikan menunjukkan bahwa rem cakram lebih unggul dibanding tromol. Hal ini akan dijelaskan pada kajian ini secara jelas pada hasil penelitian dan pembahasan.
Metodologi Penelitian
Prosedur Pengujian
Langkah-langkah pengujian dilakukan berdasarkan urutan sebagai berikut: Pengujian rem tromol dan cakram tanpa massa dengan input tekanan pedal rem 4 kg dan 6 kg yang sudah ditentukan:
1. Persiapan dimulai dengan membagi tugas, seperti yang bertugas melakukan: gas, yang bertugas memberi beban pada rem, pencatatan stopwatch.
2. Setelah siap melakukan pengujian sepeda motor mulai dijalankan, dalam kondisi kendaraan disangga dan diberi rol. Kemudian kendaraan di gas untuk mendapatkan kecepatan yang sudah ditentukan.
3. Setelah mendapatkan kecepatan yang ditentukan maka diberi beban dengan tekanan pedal rem 4 kg dan 6 kg dengan lamanya pengereman masing-masing 1 detik dan 2 detik.
4. Pengujian dilakukan sampai 5 kali percobaan setiap kecepatan yang sudah ditentukan mulai 20km/jam-100
5. Setelah menguji dengan kecepatan 20 km/jam, perubahan kecepatan dinaikkan dengan incremental 20 km/jam , tekanan pedal rem 4 dan 6 kg masing-masing.
6. Pencatatan waktu diperoleh sampai roda belakang berhenti berputar pada lama pengereman 1 detik dan 2 detik dengan menggunakan stopwatch.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar