Minggu, 13 Februari 2011

Audio Mobil



Bosan atau tidak puas dengan kualitas suara dari car audio system original dimobil SO mania? Sudah punya niat melakukan up-grade sistem audionya dengan mengganti speaker OEM menjadi speaker sistem aftermarket..tapi masih bingung pilih sistem yang sesuai? Untuk itu buat SO mania yang masih bingung, SO akan berbagi informasi tentang sistem speaker dalam audio mobil, agar dapat mempermudah SO mania memilih sistem mana yang tepat, 2 way atau 3 way ?

Setelah SO menuliskan artikel mengenal jenis-jenis speaker yang biasa digunakan dalam sistem audio mobil, Selanjutnya adalah artikel tentang serba-serbi sistem speaker 2 way dan 3 way.

Menurut Thomas dari Level Audioworkshop, kedua sistem ini jelas memiliki perbedaan yang jelas terlihat secara kasat mata, untuk 1 set sistem 2 way umumnya terdiri dari 2 tweeter, 2 midbass dan 2 crossover passive, sedangkan 1 set sistem 3 way dilengkapi lagi dengan 2 midrange, namun jumlah tweeter dan midbass tetap sama dengan 2 way.

A. Speaker Sistem 2 Way
Speaker sistem 2 way didukung driver tweeter dan midbass. Umumnya tweeter diposisikan di atas dashboard di pilar A, sedangkan midbass diletakkan dibawah pada doortrim atau panel pintu karena ukurannya yang cukup besar.

Kelebihan

* Penempatan tweeter pada pilar A tidak memakan tempat di dashboard dan relatif tidak mengganggu pandangan.
* Sistem ini paling umum digunakan, karena sistem ini paling sederhana. umumnya harga speaker 2 way lebih murah dari yang sistem 3 way dan banyak pilihan, itupun juga tergantung dari merk dan type.
* Amplifier yang digunakan pun akan bekerja dengan lebih ringan jadi tidak memerlukan jumlah lebih dari satu.

Kekurangan

* Suara vokal atau frekuensi tinggi akan terdengar kurang tebal, karena midbass yang terletak dibawah tidak maksimal untuk mengisi beberapa nilai frekuensi tinggi yang hilang.
* Memerlukan dudukan midbass pada doortrim yang dicustom agar posisi / anglenya lebih keatas. Hal ini dimaksudkan supaya frekuensi dari midbass dapat ketemu dengan frekuensi dari tweeter. Penempatan midbass dengan angle keatas dibuat untuk mendapatkan kualitas suara jernih atau imaging yang bagus. Walaupun begitu bukan berarti dudukan midbass untuk sistem 2 way harus di custom anglenya, namun jika tidak gelombang suara akan terasa kurang menyatu.


B. Speaker Sistem 3 Way
Speaker dengan sistem 3 way tetap terdiri dari driver tweeter dan midbass, namun aplikasinya ditambahkan lagi dengan driver bernama midrange yang berguna untuk membuat karakter frekuensi tinggi atau vokal terdengar lebih fokus dan tebal, hal ini karena midrange mampu mengisi frekuensi tinggi yang hilang akibat keterbatasan kemampuan tweeter dan midbass.

Kelebihan

* Speaker jenis ini dapat menghasilkan kualitas suara dengan imaging yang lebih baik dari sistem 2 way meskipun hanya menggunakan dudukan midbass dengan angle original, dengan begini mudah untuk merombak kembali sistem audio menjadi standar lagi.
* Driver Midbass dapat lebih fokus dan solid
* Suara vokal atau frekuensi tinggi lebih terdengar tebal akibat adanya tweeter dan midrange yang diletakkan diatas dashboard pada pilar A.

Kekurangan

* Speaker sistem 3 way cenderung sedikit dapat mengganggu pandangan depan pengemudi, karena umumnya di Indonesia, penempatan driver tweeter dan midrange pasti selalu diatas dashboard pada pilar A, karena bertujuan untuk mengeluarkan frekuensi tinggi atau vokal yang lebih tebal ke posisi pendengar
* Rangkaian dari sistem 3 way lebih rumit dan butuh proses pengerjaan yang lebih lama.
* Harga speaker sistem 3 way umumnya lebih mahal dibanding sistem 2 way.

Dalam proses aplikasinya, speaker depan sistem 2 way ataupun 3 way juga harus memperhatikan beberapa faktor dari jenis mobil atau keadaan akustik kabin agar dapat meminimalisasi kekurangannya masing-masing. Berikut beberapa tips agar mobil apapun dapat dijejali instalasi 3 way ataupun 2 way dengan kualitas suara dan kenyamanan yang tetap maksimal :

* Jika mobil memiliki kabin luas dan dashboard yang lebar serta dalam, seperti varian MPV ataupun SUV masih dapat di jejali dengan speaker depan jenis 2 way ataupun 3 way, namun tetap saja placementnya harus diperhatikan.
* Buat mobil mungil jenis city car, sebaiknya menggunakan yang berjenis 2 way, hal ini dimaksudkan agar dashboard yang sempit tidak termakan, dengan begitu pandangan pengemudi juga tidak akan terganggu akibat adanya placement speaker pada pilar A. Jika tetap ingin dijejali sistem 3 way, sebaiknya pilih driver tweeter dan midrange yang berukuran paling kecil.
* Penggunaan head unit yang memiliki fitur lengkap dengan 3 RCA output sangat diperlukan sebelum menjejali sistem 2 way ataupun 3 way, karena umumnya head unit OEM tidak memiliki RCA.
* Jika telah memasang midbass pada doortrim, maka panel pintu perlu ditambahkan peredam suara yang dapat menekan vibrasi akibat dari getaran midbass.
* Apapun mobil dan speaker depan yang dijejali didalamnya tetap tidak akan maksimal menghasilkan suara jika tidak didukung placement dari speaker itu sendiri dan pastinya perangkat pendukung lainnya seperti subwoofer dan amplifier.

Sistem 2 way maupun 3 way, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Jika dilihat dari segi kualitas suara, walaupun sistem 3 way memang lebih unggul, karena sempurna dalam pembagian frekuensi suara. Namun semua kembali kepada kualitas speaker, penempatan dan tuning sistem audio mobil tersebut, jadi sistem 2 way tentunya juga dapat mereproduksi suara yang berkualitas prima.




Sound Deadening, sound proofing atau sound absorbing, lebih familiar jika disebut sebagai peredam. Tentunya berpengaruh besar terhadap tingkat getar dan kebisingan.

Peredam, berasal dari kata redam yang sama artinya dengan menahan, menyurutkan atau meminimalisasi. Banyak bidang di dunia ini yang dapat diredam, berhubung OS majalah yang mengulas masalah otomotif khususnya car stereo, jadi akan memfokuskan peredaman ini hanya pada sector peredaman dalam kendaraan. Awalnya mari kita pisahkan antara peredam pada kendaraan secara umum dan peredam khusus untuk car stereo kendaraan OS mania. Tapi patut digaris bawahi, keduanya ada hubungan yang sangat erat.

Rata-rata mobil keluaran terbaru khususnya kendaraan murah meriah kita ketahui mempunyai ketebalan plat yang lebih tipis dibanding dengan mobil mewah. Secara otomatis vibrasi suara dari luar kabin masuk kedalam dan dengan mudah menerobos ke interior dalam bentuk suara bising yang kita dengar. Mobil ini juga hanya mengandalkan selembar plastik tipis sebagai ‘barrier’ dibalik door panel dan jumlah peredam suara yang sangat minim. Hal semua ini menyebabkan tingkat kebisingan interior mobil lebih tinggi.

Dari situlah timbul berbagai produk yang menawarkan peredam dengan promosinya yang beraneka ragam. Untuk hal tersebut alangkah baiknya jika OS mania sedikit mengetahui tentang peredam ini. Ada 3 tipe peredaman, yaitu peredam getar, peredam panas dan peredam suara. Dalam hal ini kita fokuskan kedalam peredaman getar dan suara.

Prinsip utama dari peredam kendaraan adalah untuk menahan semua hal menggangu yang datang kedalam kabin, baik suara hujan, bisingnya mesin kendaraan terutama yang bermesin diesel ataupun bunyi ban diatas aspal pada saat berkendara. Setidaknya ada beberapa titik yang harus diperhatikan dalam memasang peredam. Semisal di pintu, lantai, spakbor, sisi dalam atap, bagasi maupun dinding mesin. Perlu diperhatikan pula, semakin tebal peredam, suara yang diredam semakin besar. Tapi tentunya perlu diperhatikan bobot kendaraan akan bertambah berat jika semakin banyak menggunakan peredam. Tinggal tergantung kebutuhan pemilik mobil yang mendambakan ketenangan di interior mobil.

Fungsi Peredaman Dalam Car Stereo
Keuntungan dari peredam suara tidak hanya ketenangan yang didapati, tapi juga sangat membantu perbaikan suara untuk sebuah Car Stereo System. Pemasangan peredam yang baik dan benar dapat menggurangi suara bising antara 3 sampai 8 dB. Kendaraan dalam keadaan berhenti, dengan volume suara 25% telah terasah cukup. Hanya saja jika mobil dijalankan dengan kecepatan 80 km/h atau lebih, volume tersebut akan terasa mengecil.

Banyak yang mengatakan bahwa pondasi yang kuat dalam kendaraan sebagai senjata pendukung untuk menghasilkan suara yang baik. Yang dimaksud pondasi disini ialah body kendaraan yang solid, rigid dan terbebas dari resonansi atau dapat dikatakan hening.

Menurut Andre, pakar car stereo dari Audio Plus dalam web sitenya menuliskan, didalam car stereo system prinsip utama dari peredam ini adalah untuk menahan semua getaran di luar speaker, yang mengakibatkan fase berlawanan (out of phase) terhadap speaker. Artinya setiap getaran di body mobil atau di panel mobil mengganggu suara yang direproduksi oleh speaker. Semakin minim getaran bodi dan panel mobil maka semakin baik suara yang terdengar. Peredaman dalam car stereo hubungannya dengan treatment terhadap akuistik kendaraan.

Berdasarkan prinsip tersebut, getaran di bodi dan panel mobil harus diminimalkan dengan cara ‘diredam’. Material yang digunakan disebut ‘peredam getar’. Sehebat-hebatnya teknik peredaman, tetap saja masih ada getaran yang terjadi. Oleh karena itu, digunakan peredam suara untuk mengurangi kekencangan suara dari getaran tersebut yang sampai ke pendengar.

Jenis Peredam
Ada 2 macam peredam, yang pertama yaitu peredam getar. Fungsi peredam getar adalah mengurangi getaran panel (besi/kayu/beton) sehingga transmisi noise dari satu area kearea lainnya berkurang. Gelombang suara dari speaker dengan energy yang besar beradu dengan bidang plat di door trim secara teori akan menyebabkan feed back yang menjadikan sumber suara lain disamping speaker. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kualitas suara yang diinginkan.

Prinsip kerjanya adalah menyatu dengan panel dan memperkokoh panel sehingga intensitas getaran panel berkurang. Semakin tebal peredam getar maka panel akan semakin kokoh dan semakin berkurang getarannya. Oleh karena itu seringkali peredam getar ditumpuk-tumpuk untuk meningkatkan efektivitas. Bahan peredam getar umumnya adalah bahan yang dibuat dari aspal (asphaltic material).

Yang kedua yaitu peredam suara, fungsi peredam suara adalah mengurangi intensitas suara dari resonansi panel yang sampai ke telinga. Prinsip kerjanya adalah mengubah energi gerak (getaran) menjadi energi panas akibat tumbukan molekul-molekul dalam bidang peredam suara. Bahan peredam suara umumnya adalah material yang bersifat lembut dan berpori seperti busa, glasswool, rockwool, dacron, dan sejenisnya. Selain itu, kita bisa menggunakan expanding foam (busa PU) yang dicampur 1:1 untuk mengisi kekosongan celah / rongga di mobil. Misalnya di antara trim pintu (plastik) dan besi pintu bagian dalam.

Untuk sekedar informasi, merek-merek peredam yang beredar di pasar Indonesia saat ini adalah Dynamat, Automat, Checkmat, Accumat dan Husmat. Sekaligus dibawah ini titik-titik yang perlu untuk dipasang peredam dalam kendaraan.




Dibawah ini merupakan cara gampang aplikasi peredam

1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti:
- Pengungkit panel pintu
- Roller peredam
- Pemanas atau hot gun
- Obeng
- Gunting atau cutter
- Cairan pembersih
- Koas dan lap

2. Lepaskan panel pintu dengan hati-hati menggunakan pengungkit. Tapi sebelumnya terlebih dahulu melepas baut. Setiap panel pintu kendaraan berbeda-beda, jadi jangan sampai pada waktu mengungkit masih ada baut yang menempel.
Hati-hati dengan clip panel pintu yang terbuat dari plastic, jangan sampai patah atau rusak yang mengakibatkan panel pintu tidak menempel dengan baik.

3. Setelah panel terlepas, bagian yang akan ditempel peredam dibersihkan menggunakan cairan berupa pembersih khusus atau dapat juga menggunakan bensin atau minyak tanah. Terutama jika ada oli atau kotoran lain dengan koas dan lap.

4. Ukurlah bagian yang akan dipasangi dengan peredam, apabila perlu buat juga mal agar pemotongan peredam pas. Potong peredam sesuai ukuran dengan menggunakan gunting atau cutter.

5. Selanjutnya tinggal menempelkan peredam pada bagian dalam maupun bagian luar panel pintu. Agar peredam melekat kuat dan mengikuti kontur tiap bagian panel, panaskan peredam sekaligus menekannya dengan roller untuk bidang yang rata, sedangkan bagian yang tidak rata dapat ditekan-tekan dengan jari tangan menggunakan sarung tangan kain yang tebal . Untuk peredam jenis aspal, pemanasan dengan hot gun harus sampai lumer dan lembek agar bisa merekat dengan sempurna dipanel, dan akan lebih elastis sehingga mudah mengikuti kontur panel.

6. Apabila ada gelembung udara di antara panel dan peredam, maka peredam harus disobek dengan cutter untuk mengeluarkan gelembung udara tersebut. Hal ini perlu dilakukan karena gelembung udara akan menghalangi peredam aspal untuk menempel di panel dengan sempurna. Apabila peredam aspal tidak menempel dengan sempurna maka fungsinya dalam menahan getaran panel juga tidak efektif.

7. Usahakan tidak ada lubang pada peredaman ini, tapi jangan lupa untuk membuat jalan kabel seperti untuk power window agar dapat berfungsi kembali. Perhatikan setelah membuat lubang, setiap lubang tersebut harus ditutup dengan sealant.

8. Kelar deh peredaman pada pintu dan pasti menempel dengan sempurna. Getaran atau vibrasi dapat dipastikan hilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar